EVALUASI PENDIDIKAN


MAKALAHREVISI

“EVALUASI PENDIDIKAN”
“Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah”
TEKNOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Logo-IAIN-Sunan-Ampel-Surabaya









Disusun oleh:
M.SYAFIUDDIN SHOBIRIN  
NIM:  F1321182

Dosen Pengampu :
Dr. As’aril Muhajir, M. Ag.




KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA
IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
 2013



A.    PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah kurikulum. Walaupun dalam tatanan kurikulum evaluasi berada di urutan terakhir, evaluasi berperan penting untuk menentukan sukses atau tidaknya proses yang dilakukan selama ini sekaligus mempengaruhi proses selanjutnya. Jika direfleksikan dengan fungsinya di dalam suatu proses maka bisa diambil pengertian evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem . Kita sendiri telah banyak sekali mengalami manfaat evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan di Madrasah Ibida’iyyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA) bahkan perguruan tinggi  Islam membuat kita dianggap layak untuk berada pada level sekarang. Hal ini dikarenakan hasil dari evaluasi yang kita lakukan telah memenuhi batas minimum dari tujuan yang telah disusun di awal. Adapun yang masih belum memenuhi batas minimum opsi remedial bisa dilakukan, dan ini merupakan salah satu tujuan evaluasi oleh karena itu pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang evaluasi pendidikan sendiri yang mana di dalam makalah ini akan membahas fungsi serta klasifikasi dari evaluasi sendiri supaya kelak nanti bisa mengetahui hasil dari proses yang sudah di jalankan dan ingin mengetahui kekurangannya dan kelak nanti bisa diperbaiki menjadi yang lebih baik.










B.     PEMBAHASAN

a.      Pengertian Evaluasi Pendidikan.
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran.[1] Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihan, yang berarti ujian, dan khatamanyang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.[2] Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat, namun pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja. Oemar Hamalik mengartikan evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.[3]Sementara Abudin Nata menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.[4]
Kemudian menurut Suharsimi Arikunto, menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.[5]Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. 
Dengan demikian secara harfiyah evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
b.      Fungsi Evaluasi Pendidikan
Suharsimi Arikunto merumuskan fungsi yang le- bih spesifik antara lain :
1.      Berfungsi selektif, dengancara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksiatau penilaian terhadapsiswanya.Dengan penilaian itu sendiri mempunyaiberbagai tujuan, antara lain:
a.       Untuk memilihsiswa yang dapat diterima di sekolah tertentu
b.      Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c.       Untuk memilihsiswa yang seharusnya mendapatbeasiswa.
d.      Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
2.      Berfungsi diagnostik, apabila alat yang digunakandalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu diketahuipula sebab musababnya  kelemahan itu. Jadi dengan mengadakanpenilaian, sebenarnya guru  mengadakan diagnosa kepadasiswa tentang kebaikandan kelemahannya.
3.      Berfungsi sebagai penempatan. Untuk dapat menentukan dengan pasti bahwa seorang siswa harus ditempatkan pada kelompok tertentu, maka digunakanlah suatu penilaian.Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaianyang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
4.      Berfungsi sebagai pengukur keberhasilan, yakni untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasilditerapkan.[6]
Berdasarkan data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari metode-metode lain yang dipandang lebih tepat dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Sudah barang tentu perubahan-perubahan itu membawa dampak atau konsekuensi berupa perencanaan ulang. Dengan demikian dapat di katakan bahwa evaluasi itu memiliki fungsi: menunjang penyusunan rencana.
Evaluasi yang dilaksanakan secara berkesinambungan, akan membuka peluang bagi evaluator untuk membuat perkiraan, apakah tujuan yang telah dirumuskan akan dapat di capai pada waktu yang telah di tentukan, ataukah tidak. Apabila berdasar data hasil evaluasi itu diperkirakan bahwa tujuan tidak akan dapat di capai sesuai dengan rencana, maka evaluator akan berusaha untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebabnya, serta mencari dan menemukan jalan keluar atau cara-cara pemecahannya. Bukan tidak mungkin, bahwa atas dasar data hasil evaluasi itu evaluator perlu mengadakan perubahan-perubahan, penyempurnaan-penyempurnaan yang menyangkut organisasi, tata kerja, atau mungkin juga perbaikan terhadap tujuan organisasi itu sendiri. Jadi, kegiatan evaluasi pada dasarnya juga di maksudkan untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan usaha.
Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditillik dari tiga segi, yaitu:
a. Segi psikologis
b. Segi didaktik
c. Segi administratif.
Secara psikologis, kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah dapat disoroti dari dua sisi. Yaitu dari sisi peserta didik dan dari sisi pendidik.
Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk mengena kapasitas dan status dirinya masing-masing ditengah-tengah kelompok atau kelasnya. Dengan dilakukannya evaluasi hasil belajar siswa misalnya, maka para siswa akan mengetahui apakah dirinya termsuk siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan rata-rata, ataukah berpengetahuan rendah.
Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati kepada diri peserta tersebut. Sedah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja yang di pandang perlu dilakukan selanjutnya. Misalnya dengan menggunakan metode-metode mengajar tertentu, hasil-hasil belajar siswa telah menunjukkan adanya peningkatan daya serap terhadap materi yang telah diberikan kepada para siswa tersebut, karena itu atas dasar hasil evaluasi tersbut penggunaan metode mengajar tadi akan terus dipertahankan. Begitupun sebaliknya.[7]
Sementara pendapat lain mengemukakan, evaluasi berfungsi sebagai:
1.      Mengidentifikasi dan merumuskan jarak dari sasaran-sasaran pokok dari kurikulum secara komprehensif;
2.      Penetapan bagi tingkah laku apa yang harus direalisasikan oleh siswa;
3.      Menyeleksi atau membentuk instrumen-instrumen yang valid, terpercaya dan praktis untuk menilai sasaran-sasaran utama proses kependidikan atau ciri-ciri khusus dari perkembangan dan pertumbuhan manusia didik.[8]
Bagi peserta didik, secara didaktik evaluasi pendidikan akan dapat memberikan dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
1.      Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah di capai oleh peserta didiknya
2.      Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
3.      Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
4.      Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
5.      Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah di tentukan telah dapat dicapai.
Adapun secara administrative, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu:
1. Memberikan laporan
2. Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
3. Memberikan gambaran


c.       Tujuan Evaluasi Pendidikan
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu :
  1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang di alami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. dengan kata lain tujuan umum dari evaluasi dalam pendidika adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai di mana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
  2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pembelajaran yang telah di pergunakan dalam prses pembelajaran.tujuan kedua dari evaluasi pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.[9]
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2.      Untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4.      Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.[10]

d.      Kegunaan Evaluasi Pendidikan
Di antara kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :
1.      Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.
2.      Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan dengan ujuan yang hendak dicapai.
3.      Terbukanya kemungkinan unuk dapat dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan progam pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan dapat dicapai dengan hasil yang sebaik-baiknya.[11]

e.       Klasifikasi Evaluasi Pendidikan
Klasifikasi atau penggolongan evaluasi dalam bidang pendidikan sangat beragam. Sangat beragamnya pengklasifikasian atas evaluasi pendidikan itu disebabkan karena sudut pandang yang saling berbeda dalam melakukan pengklasifikasian tersebut. Salah satu cara pengklasifikasian terhadap evaluasi pendidikan itu adalah dengan jalan membedakan evaluasi pendidikan tersebut atas tiga kategori, yaitu:
1.      Klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada fungsi evaluasi dalam proses pendidikan. Dilihat dari segi fungsi yang dimiliki maka evaluasi pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
a.       Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebuthuan psikologis
b.      Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan didaktik
c.       Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebuutuhan administrative.
2.      Klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada pemanfaatan informasi yang bersumber dari kegiatan evaluasi itu sendiri.[12] Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan pendidikan, evaluasi dalam bidang pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu:
a.       Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada banyaknya orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan pendidikan.
Evaluasi jenis ini dapat dibedakan menjadi dua golongan:
1)      Evaluasi pendidikan dalam rangka pengambilan keputusan pndidikan yang bersifat individual. Yang dimaksud dengan keputusan pendidikan yang bersifat individual adalah keputusan-keputusan pendidikan yang dibuat oleh individu-individu yang secara langsung hanya menyangkut individu tertentu. contoh keputusan rektor untuk membebaskan seorang mahasiswa dari kewajiban membayar SPP karena mahasiswa tersebut setelah di evaluasi ternyata adalah mahasiswa terbaik.
2)      Evaluasi pendidikan dalam rangka pengambilan keputusa pedidikan yang bersifat institusional. Maksudnya adalah keputusan pendidikan yang dibuat oleh lembaga pendidikan tertentu ditujukan untuk orang banyak.
b.      Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada jenis atau macamnya keputusan pendidikan.
Berdasarkan klasifikasi ini, maka evaluasi pendidikan dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :
1) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang bersifat didaktik. Contoh keputusan mengenai keharusan bagi murid kelas VI yang akan mengikuti UN unuk mengikuti les tambahan. Keputusan ini diambil setelah memperhatikan hasil evaluasi belajar yang rendah.
2) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang bersifat bimbingan dan penyuluhan. Contoh keputusan untuk menyelenggarakan ceramah keagamaan secara rutin seperti ceramah mengenai kenakalan remaja.
3) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang bersifat administrative. Contoh penentuan siswa yang dapat dinyatakan naik kelas atau tinggal kelas dengan mendasarkan diri pada nilai-nilai hasil belajar yang tercantum dalam buku rapor.
4) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian ilmiah atau riset. Contoh sebuah perguruan tinggi mengdakan riset tentang evaluasi dalam rangka mengatahui kualitas tes seleksi penerimaan calon mahasiswa baru, terutama dari segi validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian tersebut selanjutnya digunakan untuk memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu tes seleksi itu.
3.      Evaluasi pendidikan yang dilatar belakangi oleh pertanyaan dimana atau pada bagian manakah evaluasi itu dilaksanakan dalam rangka proses pendidikan.
Dari klasifikasi ini dapat dibedakan menjadi dua gologan:
a.       Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan ditengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
b.      Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan seelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan.[13]

f.       Obyek Evaluasi Pendidikan
Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang betalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi dan out put. Ditilik dari segi input ini maka obyek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu:
1. Aspek kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka para calon peserta didik harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu nantiya peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan.
Sehubungan dengan itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki calon peserta didik perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik dalam mengikuti program tertentu. adapun alat yang biasa dipergunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan.  
2. Aspek kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka secara psikologis akan dapat memperngaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program pendidikan tertentu. evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkapkan kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test).
3. Aspek sikap
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Karena sikap ini merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka memperoleh informasi mengenai sikap sseorng adalah hal yang sangat penting. Karena itu maka aspek sikap perlu dinilai atau di evaluasi terlebih dahulu bagi calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.Selanjutnya apabila disoroti dari segi transformasi maka obyek dari evaluasi pendidikan itu meliputi :
a. Kurikulum atau materi pelajaran
b. Metode mengajar dan teknik penilaian
c. Sarana atau media pendidikan.
d. System administrasi
e. Guru dan unsur-unsur personal lainnya.
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh masing-masing peeserta didk, setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.[14]
g.      Subyek Evaluasi Pendidikan
Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan.
Berbicara tentang subyek evaluasi pendidikan di sekolah kiranya perlu dikemukakan disini bahwa mengenai siapa yang disebut sebagai subyek evaluasi pendidikan itu akan sangat bergantung pada, atau ditentukan oleh suatu aturan yang menetapkan pembagian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut. Jadi subyek evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasaran evalusinya adalah prestasi belajar siswa, maka subyek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah sikap peserta didik, maka subyek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan (training) mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang di evaluasi adalah kepribadian peserta didik, dimana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrument berupa test yang sifatnya baku. Maka subyek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog.[15]
h.      Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan
Secara umum ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama yaitu :
  1. Evaluasi program pengajaran
Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup tiga hal, yaitu:
a.    Evaluasi terhadap tujuan pengajaran
b.    Evaluasi terhadap isi program pengajaran
c.    Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.
  1. Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran
Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran akan mencakup :
a.       Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis besar program pengajaran yang telah ditentukan.
b.      Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran.
c.       Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
d.      Minat atau perhatian siswa didalam mengikuti pelajaran.
e.       Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
f.       Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya.
g.      Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung.
h.      Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa.
i.        Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperoleh didalam kelas dan upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
  1. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup:
a.       Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas.
b.      Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.




C.    Simpulan
Yang di maksud dengan evaluasi pendidikan adalah proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan atau Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.
Adapun fungsi evaluasi pendidikan sendiri adalah : penilaian terhadap siswa, diagnostic, penempatan, dan juga sebagai pengukur keberhasilan siswa sendiri. Yang mana dalam proses pelaksanaan dari evalusi terdapat 2 cara yaitu:
Ø  Formatif : evaluasi yang dilaksanakan ditengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Ø  Sumatif: yaitu evaluasi yang dilaksanakan seelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan.
Evaluasi pendidikanmemiliki kedudukan yang amat strategis, yang dalam ruang lingkup pendidikan di sekolah yaitu program pengajaran, proses pelaksanaan pembelajaran, serta hasil belajar yang dicapai oleh siswa ataupun peserta didik, yang mana dari hasil evaluasi sendiri dapat digunakan sebagai input untuk melakukan perbaikan kegiatan pendidikan.














DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata. 2005. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama,

anshar-mtk.blogspot.com/2013/02/pengertian-objek-subjek-dan-alat-alat.html?m=1 


M. Chabib Thaha, Teknik Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada media Group

Suharsimi, Arikunto. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Dalam Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.


.









[1] John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, 220.
[2]Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), cet ke-1, 183.
[3]Oemar Hamalik, Pengajaran Unit,(Bandung: Alumni, 1982), 106.
[4]Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, cet I, 307
[5]Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, 3.
[6] Lihat Suharsimi Arikunto, 9-11.
[7] Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada media Group 2008. 34.
[8] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, 167.
[9] Ibid, 35.
[11] Ibid, 36.
[12] Ibid, 39.
[13] Ibid,  43.
[14]  anshar-mtk.blogspot.com/2013/02/pengertian-objek-subjek-dan-alat-alat.html?m=1 
[15] Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, 39.

0 Response to "EVALUASI PENDIDIKAN"

Posting Komentar